BLANTERTOKOSIDEv102
940360484301521942

Obat Fogging Nyamuk DBD Yang Bagus Terbaik Paling Ampuh

Artikel | Obat Fogging Nyamuk DBD Yang Bagus Terbaik Paling Ampuh

Obat Fogging Nyamuk DBD Yang Bagus, Terbaik, dan Paling Ampuh


Di google kita mendapatkan banyak orang-orang bertanya : Obat fogging nyamuk dbd yang bagus? Obat Fogging nyamuk dbd terbaik? Obat fogging paling ampuh? Apakah benar ada obat fogging nyamuk DBD yang bagus, terbaik, dan paling ampuh?

Ada beberapa hal yang membedakan obat fogging, diantaranya adalah :
  1. Produsen
    Beberapa perusahaan chemical tentunya memproduksi obat fogging, baik perusahaan chemical lokal maupun perusahaan chemical luar negeri. Biasnya obat fogging dari perusahaan chemical luar negeri jauh lebih mahal dibandingkan dengan perusahaan lokal. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena adanya pajak bea masuk, dan brand mereka yang sudah terkenal. Tetapi bukan berarti yang dari luar negeri jauh lebih baik. Contoh perusahaan yang mengeluarkan obat fogging : Bayer, BASF, FMC, Syngenta, Bumi Makmur, IPB, DGW, Kristalindo, dll.
  2. Bahan Aktif
    Bahan aktif adalah bahan kimia sintetik atau bahan alami yang terkandung dalam bahan teknis atau formulasi pestisida yang memiliki daya racun atau pengaruh biologis lain terhadap organisme sasaran.  Ada beberapa bahan aktif yang digunakan dalam obat fogging, diantaranya adalah Sipermetrin, Zeta-Cypermethrin, Lambda Sihalotrin, Deltametrin, Siflutrin, Diazinon, dll. Dalam kemasan pestisida, pasti terdapat merk dagang yang menginformasikan kandungan bahan aktif serta bentuk formulasinya. Misalnya Ranggatox 50 EC, artinya merk dagang pestisida tersebut adalah Ranggatox, 50 adalah kandungan bahan aktif sipermetrin 50%, dan difomulasikan dalam bentuk EC. Apakah salah satu bahan aktif lebih baik dari bahan aktif lainnya? Belum tentu. Dalam prakteknya, bahan aktif ini digunakan untuk rotasi obat nyamuk. Misal dalam periode 6 bulan pertama menggunakan bahan aktif A, kemudian dilanjut dengan bahan aktif B. Ini dimaksud agar nyamuk tidak mengalami mutasi dan kebal terhadap bahan aktif tertentu. 
  3. Bentuk Formulasi Pestisida
    Formulasi Pestisida adalah campuran bahan aktif dengan bahan tambahan dengan kadar dan bentuk tertentu yang mempunyai daya kerja sebagai pestisida sesuai dengan tujuan yang direncanakan. Bentuk Formulasi Pestisida antara lain :
    EC (Emulsifiable Concentrate) adalah formulasi berbentuk pekatan yang dapat diemulsikan. Kandungan bahan aktif dalam pestisida ini hanya larut di dalam minyak. Agar mudah digunakan, pestisida ditambahkan dengan bahan emulsi (pencampur minyak), dengan demikian bahan aktif yang hanya larut dalam minyak dapat larut juga di dalam air, membentuk larutan seperti susu saat dicampur dengan air, bersifat stabil saat dicampur ait, sehingga tidak perlu diaduk terus menerus selama pemakaian. Contoh : Vektar 100 EC, Cynoff 50 EC, Smash 100 EC, Condite 57 EC, dll.
    SC (Suspension Concentrate) dan WSC (Water Soluble Concentrate)   Kode ini hampir sama dengan kode EC dalam formulasinya, hanya saja kode SC dan WSC ditambahkan Solvent yang mengandung air, jadi jika dicampur air tidak membentuk emulsi, melainkan akan membentuk suspensi. 
    ULV (Ultra Low Volume) adalah formulasi berbentuk cair, bahan aktif yang dikandung sangat tinggi, dirancang untuk penyemprotan dengan menggunakan alat khusus dan tanpa dilarutkan dengan air lagi.
    CS (Capsulated Suspension) adalah formulasi berbentuk mikro kapsul dalam pekatan yang dapat disuspensikan.

Penggunaan obat fogging atau dalam pertanian disebut pestisida, keberhasilannya ditentukan oleh beberapa faktor. Berdasarkan Konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT) penggunaan pestisida harus mengikuti lima kaidah, yaitu :
  1. Tepat Sasaran
  2. Tepat Jenis
  3. Tepat Waktu
  4. Tepat Dosis/Konsentrasi
  5. Tepat Cara Penggunaan

TEPAT SASARAN
Tepat sasaran artinya hama sasaran harus diketahui jenis (species) nya secara cepat. Dengan demikian dapat ditentukan jenis pestisida yang tepat yang perlu digunakan. Contoh: Apabila hama yang menyerang adalah serangga, maka dipilih insektisida. Apabila yang menyerang adalah tungau, maka dipilih akarisida. Sasaran penyemprotan pestisida secara biologis dikelompokkan menjadi 3 yaitu: Hama, Penyakit, Gulma.

TEPAT JENIS
Setelah diketahui hama sasaran yang akan dikendalikan dan jenis pestisida yang sesuai, maka perlu dilakukan pemilihan jenis pestisida yang tepat. Contoh : Untuk mengendalikan ulat grayak (Spodoptera litura), digunakan insektisida Lufenuron, Sihalotrin, dsb. Jenis pestisida yang digunakan harus sesuai dengan hama atau penyakit yang akan dikendalikan,

TEPAT WAKTU
Penggunaan pestisida berdasarkan konsepsi PHT harus dilakukan berdasarkan hasil pemantauan/pengamatan rutin, yaitu jika populasi hama atau kerusakan yang ditimbulkannya telah mencapai Ambang Ekonomi (Ambang Pengendalian). Hal ini disebabkan karena keberadaan hama atau penyakit pada pertanaman belum tentu secara ekonomis akan menimbulkan kerugian. Waktu untuk penyemprotan pestisida ada beberapa macam : Preventif (pencegahan) Penyemprotan yang di- lakukan sebelum terjadi serangan hama atau penyakit Kuratif adalah penyemprotan yang dilakukan setelah ada serangan hama atau penyakit. Eradikatif adalah penyemprotan yang dilakukan untuk membersihkan apabila ada ledakan hama atau penyakit Sistem kalender adalah penyemprotan yang dilakukan secara berkala tanpa memperhatikan adanya serangan hama atau penyakit.

TEPAT DOSIS / KONSENTRASI
Dosis pestisida adalah banyaknya pestisida atau larutan semprot yang digunakan dalam setiap satuan luas lahan (Kg/Ha, Liter/ Ha), sedangkan konsentrasi pestisida adalah takaran pestisida yang harus dilarutkan dalam setiap liter air atau pelarut (gram/liter, ml/ lt). Daya bunuh pestisida terhadap OPT ditentukan oleh dosis atau konsentrasi pestisida yang digunakan. Dosis atau konsentrasi yang lebih rendah atau lebih tinggi daripada yang dianjurkan akan memacu timbulnya OPT yang resisten terhadap pestisida yang digunakan. Penggunaan dosis dibawah anjuran akan menyebabkan hama/penyakit tidak mati bahkan menjadikan hama kebal terhadap pestisida. Sedangkan dengan dosis berlebihan akan mengakibatkan boros biaya.

TEPAT CARA PENGGUNAAN 
Keberhasilan pengendalian OPT ditentukan pula oleh cara penggunaan atau penyemprotan pestisida. Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat melakukan penyemprotan pestisida adalah sebagai berikut : 1. Peralatan semprot Yang dimaksud dengan peralatan semprot adalah : spuyer/nozel, alat semprot (knapsack sprayer) , dan alat pelindung keamanan penyemprotan. Spuyer yang baik adalah ukuran butiran semport berdiameter antara 100-150 mikron, sedangkan alat semprot minimal memiliki tekanan sebesar 3 bar, dan tidak bocor. 2. Keadaan cuaca Yang dimaksud dengan keadaan cuaca adalah intensitas sinar matahari, kecepatan angin dan kelembaban udara. Penyemprotan sebaiknya dilakukan jika keadaan cuaca cerah, kelembaban udara di bawah 70% dengan kecepatan angin sekitar 4-6 km/jam. 3. Cara penyemprotan Cara penyemprotan yang baik dilakukan dengan cara tidak melawan arah angin, kecepatan jalan penyemprotan sekitar 4 km/jam dan jarak spuyer dengan bidang semport atau tanaman sekitar 30 cm.

Pestisida dan Alat Pest Control Lainnya